Bali 1,KM-Postingan kali ini adalah sekaligus sebagai kelanjutan dari Cara Budidaya Belut kemarin. Bagi anda yang ingin membudidayakan belut namun minim lahan, anda tak perlu hawatir sebab itu masih bisa di siasati dengan menggunakan drum sebagai kolamnya.
Belut kualitas Export |
Budidaya belut di kolam drum dapat di taruh di mana saja, bisa di samping rumah atau di belakang rumah. Drum yang di pakai adalah drum-drum biasa misalnya drum bekas oli kemudian di beri mulut memanjang selebar kurang lebih 30 cm. Posisi drum nantinya dalam roboh bukan berdiri seperti pada waktu masih berisi oli.
Jika ingin bentuk drum yang memanjang agar muat banyak, drum harus di sambung sambung dengan las listrik dengn ukuran panjangnya sesuai dengan selera anda tentunya anda sesuaikan juga dengan tempat yang ada.
Sebelum di gunakan bagian dalam drum harus di cat dulu supaya tidak berkarat, kemudian setelah kering drum di isi dengan lumpur dengan ketebalan kurang lebih 50 cm dan ketinggian air kurang lebih 5 cm di atas lumpur.
Karena menggunakan media drum maka perlu dilakukan penyesuaian agar belut merasakan seperti di habitat aslinya. Untuk itu tanami eceng gondok di atas permukaan airnya dan sesuaikan banyaknya agar belut juga mendapatkan oksigen yang cukup. Jumlah eceng gondok sebaiknya kira-kira 30 persen dari permukaan air.
Agar belut tetap sehat jangan lupa untuk memperhatikan temperatur udara agar jangan terlalu panas dan temperatur air yang bagus. Ciri belut yang sehat adalah belut yang lincah dan badan bersih tidak ada cacat. Bibit belut yang baru datang jangan langsung dimasukkan dalam kolam, namunn harus di karantina dulu di tempat khusus selama kurang lebih 24 jam.
Pemberian pakan belut cukup satu kali dalam sehari, inilah yang membuat pemeliharaan belut lebih mudah di bandingkan dengan budidaya ikan yang lain. Pemberian pakan biasanya di berikan pada sore hari sebab belut adalah hewan malam yang biasa mencari makan pada malam hari.
Pakan yang bagus untuk belut adalah bekicot, cacing sutra, keong mas, anakan ikan yang kecil kecil, dan di ampur dengan pelet dengan ukuran lima puluh lima puluh, jadi bekicot 5kg di campur dengan pelet 5kg tergantung banyaknya belut yang ada.
Pada waktu perubahan kelamin sifat kanibalisme belut akan muncul, oleh kerena itu agar belut tak makan sesamanya maka pemberian pakan belut tak boleh terlambat dan harus tepat waktu. Belut yang umum di konsumsi adalah belut rawa dan belut sawah.
Untuk komoditas export permintaan belut rata-rata berukuran minimal 400 hingga 500 gram. Ini berbeda kegemaran masyarakan indonesia yang umumnya menggemari belut yang berukuran kecil. Untuk belut export di ambil atau di panen jika sudah berusia 9 bulan dengan ukuran per kilonya berisi 1 hingga 2 ekor.
Di masak apapun belut tetap terasa nikmat, bisa di goreng, di jadikan keripik, atau di jadikan pecel belut atau bisa juga dimasak dengan bumbu seperti Terong Balado juga semakin terasa nikmat. Namun jika di goreng, penggorengannya tak boleh terlalu lama sebab bisa menghilangkan kandungan omega yang ada di dalamnya. Belut mengandung banyak protein dan umunya bisa menambah darah.
Ketersediaan belut yang ada masih belum mencukupi permintaan pasar lokal maupun export sebab masih minimnya pembudidaya belut, untuk untuk prospek budaya belut kedepannya sangat bagus jika di tekuni dengan serius. Untuk lebih lengkapnya, silahkan lihat video budidaya belut di kolam drum pada link ini , Semoga bermanfaat.
sumber:http://www.infogue.com/viewstory/2011/06/01/budidaya_belut_dalam_kolam_drum/?url=http://hadisida.blogspot.com/2011/05/budidaya-belut-di-kolam-drum.html
wah sukses selalu gan..
BalasHapus