Dari Kiri: Haris, Taufik, M.Fadli, Jurnalis KM Bali 1 Siol. Dan Kameramen Admin.
KM Bali 1- Sudah hampir 2 bulan lamanya sejak Maret lalu, petugas dari Dishubkominfo Kabupaten Dompu melakukan pengamanan dan pengaturan jalur alternative yang digunakan kendaraan beroda dua maupun yang beroda empat. Jalur alternative ini digunakan karena sebuah jembatan penghubung jalan poros Lintas Sumbawa di Kelurahan Monta Baru sedang dalam perbaikan total. Akibatnya, jalan poros tersebut tidak dapat digunakan.
Sebagai solusi, pemerintah membuat jalur alternative untuk semua kendaraan yakni di jalur Persingggahan Dusun Selaparang Desa Matua Kec.Woja Kabupaten Dompu. Dan jalur yang berada di Jalan Abubakar Ahmad Kec.Woja Kabupaten Dompu. Kedua jalur tersebut sudah cukup memadai dalam melayani arus kendaraan yang lewat walaupun pada jalur Persinggahan masih banyak berlubang dan sangat rusak. Akibatnya, jika hujan mengguyur badan jalan, akan terjadi kemacetan akibat ban kendaraan yang terperangkap dalam lumpur tepat di badan jalan.
Hal tersebut menuntut kegigihan dari pos –pos penjagan yang dilakukan oleh Dishubkominfo Dompu dalam menertibkan arus kendaraan yang lewat. Haris M.Hasan, salah seorang petugas Dishubkominfo Dompu yang melakukan penertiban terlihat begitu gigih dalam menjalankan tugasnya bersama teman-teman lain seperti Taufik M. Fadil dan Muhammad Fadli. Ketiga pria yang sudah terlihat lesu saat ditemui oleh Kampung Media Bali 1 pada pukul 23:30 wita di posnya yang berlokasi di persimpangan jalan H.Abubakat Ahmad dan Jalan Persinggahan.
Ketiga pria tangguh ini berserita pada KM Bali 1 tentang suka duka selama bertugas menjaga pos jalur alternative ini.”yang paling sulit adalah saat hujan mengguyur. Maka kemacetan akan terjadi di jalur persinggahan karena adanya mobil yang terperangkap dalam lumpur jalan. Yah kami harus membantu pengendara mengatur kendaraan tersebut bahkan kami ikut membantu mendorong mobil yang terperangkap hingga keluar dari lumpur. Kami lakukan semua itu tampa jas hujan semua seragam kami jadi basah”. Kata Taufik.
Karena melihat tugas berat yang diemban Taufik dan rekan-rekannya itu, kadang mengundang simpati dari para pengendara yang lewat.”karena mungkin pengendara seperti bus maupun truk bersimpati dengan kami yang sudah membantu menertibkan perjalanan mereka, biasanya mereka memberikan sejumlah uang untuk sekedar membeli rokok atau sekedar untuk makan malam karena kami juga mendapat giliran bertugas hingga malam pukul 24:00 wita”, tutur M. Fadli.
Sedangkan Haris, harus rela datang dari kampungnya di Desa Lanci Satu Kec. Manggelewa yang berjarak sekitar 3 KM dari Kota kecamatannya atau berjarak kurang lebih 10 Km dari pusat kota Dompu.”kampung saya dari lanci satu. Dari semua petugas, kampung saya adalah yang paling jauh. Namun karena tugas, saya harus datang ke Dompu”, kata Haris.
Menurut penjelasan M.Fadli, jumlah petugas menjaga jalur ini semuanya ada 38 orang yang ditempatkan pada 2 pos. “Setiap hari ada 9 orang petugas yang akan berjaga di tiap pos. nah, 9 orang tersebut di rolling 3 orang yang bertugas pada jam 06:00 pagi hingga 12:00 siang, selanjutnya 3 orang lagi pada pukul 12:00 wita sampai 18:00 sore hari, sedangkan yang terakhir 3 orang lagi bertugas pada pukul 18:00 hingga pukul 24:00 wita”, jelas M.Fadli.
Ketiga pria tangguh ini setelah ditanya status profesinya, mereka menjawab dengan senyum sambil mengatakan “kami bertiga masih Tenaga Honorer Suka Rela mas. Begitu juga rekan kami yang lain yang bertugas mengamankan jalur alternative ini. Dari 38 orang, hanya ada 2 orang yang PNS”, kata Haris.
Setelah mendengar kisah mereka kami pun pamit pulang karena malam sudah begitu larut. Kami pun sudah tak sabar untuk masuk di dunia mimpi. Sedangkan mereka bertiga masih bergelut dengan kendaraan-kendaraan yang lewat dan masih harus terus bersemangat. Kami salud pada mereka.[Wo2]

Posting Komentar

 
Top