Sultan
KM Bali 1-Bangun pagi dan berangkat ke pasar, itulah yang menjadi aktivitas Pria muda berumur 29 tahun ini sehari-hari. Mungkin sebagian besar orang pergi ke pasar dengan membawa keranjang dan berbelanja. Namun berbeda halnya dengan yang dilakukan oleh Sultan. Pemuda yang masih tegab dan berbadan tinggi ini berangkat ke pasar Kota Dompu dengan membawa seperangkat peralatan menjahit.
Pria yang terpaksa harus menjadi tulang punggung keluarga sejak ia lulus bangku SMA ini beraktifitas mencari nafkah dengan menjual jasa Menjahit pakaian. Awalnya usaha tersebut pernah digeluti almarhum ayahnya sebelum meninggal dunia. Kemudian usaha tersebut ia lanjutkan selepas mengenyam pendidikan di tingkat SMA. Hingga sekarang usaha yang digelutinya ini menjadi penghasilan tetap bagi dirinya dan keluarga.”saya dulu sering diajak ayah ke pasar untuk menemaninya bekerja. Kalau lagi sepi pelanggan, kadang dia sempatkan untuk ngajarin saya menjahit”. Demikian ia berkisah pada KM Bali 1 yang mengunjunginya di tempat ia mangkal.
Sultan sendiri memiliki tempat mangkal untuk usahanya tersebut yakni di lokasi Pasar Atas Kota Dompu atau lebih tepatnya di ruang bagian bawah pasar Doro Bata. Di temapa itu dirinya bersama teman –teman lain yang juga penjual jasa menjahit pakaian berkumpul dan melayani para pelanggannya. Pelanggan yang biasanya datang berasal dari kalangan masyararakat berekonomi menengah ke bawah hingga menengah ke atas. Sedangkan tarif menjahitnya berkisar antara Rp.5000 hingga Rp. 80.000.”biasanya yang datang adalah orang dompu yang ingin pakaiannya dikecilkan atau mau dilebarkan sesuai ukuran badannya. Dan tarifnya untuk itu Cuma 5000 rupiah saja. Sedangkan yang ingin menjahit stelan baju atau lainnya sangat jarang tapi tarifnya hanya 70.000 hingga 80.000 rupiah saja”. Tutur Sultan. Omset yang didapatnya mencapai 150.000 hingga 200.000 rupiah perharinya.
Dari hasil menjahit tersebut, Sultan mengaku sudah dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dan bahkan berhasil menyekolahkan adik perempuannya hingga Sarjana.”adik saya sekarang sudah sarjana jurusan keguruan di kota Makassar. Saya membiayainya dari hasil saya menjahit yang saya kumpulkan sedikit demi sedikit”. Kata Sultan. Dirinya mengaku sempat kewalahan dalam memenuhi kebutuhan kuliah adiknya sehingga kadang ia terpaksa harus meminjam uang dari tetangga lalu kemudian dibayarkan dari hasil menjahit.
Laki-laki yang sudah menikah di tahun 2011 lalu tepat setelah ia menyelesaikan Sekolah adiknya ini masih membantu biaya keluarga serta ditambah seorang istri dan seorang anak yang masih lucu. Sultan merupakan salah seorang laki-laki tegar yang lahir dan tinggal di Kelurahan Bali 1 Kec. Dompu Kabupaten Dompu. Hingga kini Sultan masih menggeluti usaha peninggalan ayahnya tersebut dengan penuh semangat. Sesekali kami datang mengunjunginya di tempat kerja juga untuk memanfaatkan jasanya untuk memasang Seretan Celana maupun menambal baju yang robek. Selain lebih murah, Sultan merupakan orang yang ramah dan humoris. Sambil ia bekerja melayani pelanggannya, ia juga mengajak pelanggannya tersebut bercanda agar tidak bosan menunggu pesanannya diselesaikan.[Wo2]

Posting Komentar

 
Top