KM Bali 1-Wajarnya, Raba Baka merupakan nama sebuah Bendungan Sungai yang terhitung besar di Dompu. Nama Bendungan ini sendiri kemudian menjadi nama sebuah Desa Lokasi bendungan tersebut berada. Desa Raba Baka kecamatan woja kabupaten Dompu. Desa ini merupakan Desa Hasil pemekaran dari desa asalnya yakni Desa Matua beberapa tahun lalu.
Berbicara tentang Raba Baka, banyak sekali kisah yang bisa diceritakan. Seperti aliran sungainya yang menjadi sumber pendapatan masyarakat desa setempat yakni dengan mengumpulkan batu dari sungai tersebut kemudian dipecahkan menjadi kerikil. Ada juga masyarakat yang mengambil pasir endapan sungai itu dengan sampan kemudian dijual ke pembeli setelah terkumpul. Kisah yang diungkapkan di atas pernah diposting sebelumnya di KM Bali 1.
Raba Baka merupakan bendungan yang menjadi sumber irigasi ribuan hektar lahan pertanian di kabupaten Dompu. Dengan adanya irigasi yang berasal dari bendungan Raba Baka, sebagian besar petani yang memiliki lahan di Kecamatan Woja dan beberapa bagian di Kec.Dompu sendiri dapat memanen hasil pertaniannya 3 hingga 4 kali dalam setahun.

Aliran Air sungai Raba Baka sendiri juga merupakan salah satu sumber pasokan air bersih yang dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Dompu. Aliran sungai ini dialirkan melalui pipa-pipa yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Dompu.
Selain itu juga, aliran air sungai dari bendungan Raba Baka memiliki manfaat sampingan yang justru tidak ada kaitan dengan fungsi dasar bendungan itu sendiri. Oleh masyarakat Kota Dompu sendiri dan sekitarnya, bendungan Raba Baka menjadi obyek piknik yang cukup menyasyikkan bersama keluarga di rumah. Biasanya, mereka membawa keluarga masing-masing serta bekal secukupnya. Mereka akan menikmati bekal-bekal tersebut dipinggir aliran air kanal irigasi Bendungan Raba Baka. Setiap minggunya, Raba Baka rata-rata didatangi oleh sekitar 1000 pengunjung yang datang bersama keluarga.
Di hulu bendungan, pengunjung memanfaatkannya sebagai tempat mandi dan berenang sedangkan di hilir irigasinya digunakan oleh masyarakat setempat untuk mencuci pakaian dan buang air. Bahkan para pengunjungpun menjadikan Kanal irigasi Raba baka sebagai tempat Cuci alternative. Disana mereka dapat mencuci kendaraan, mencuci pakaian, dan mencuci perabotan rumah tangga mereka. Sehingga tidak mengherankan bila para pengunjung yang datang juga membawa serta Cucian mereka selama seminggu. Apa lagi di saat air dari PDAM tidak mengalir, tempat ini akan banyak diserbu oleh para pegunjung yang membawa segudang cuciannya dari rumah masing-masing.
Para remaja pun juga tidak ketinggalan. Tempat ini dijadikan tempat bercengkerama bersama kekasih hati. Para remaja biasanya datang hanya untuk mandi serta bercanda ria dengan kawan-kawan sebayanya.
Namun yang cukup mengiris hati penulis adalah, ulah para pengunjung yang menjadikan kawasan tersebut sebagai tempat untuk bermaksiat seperti membawa minuman keras dan minum di pinggir kanal irigasi Raba Baka. Para pengunjung yang lain seaakan tidak merasa risih dengan pemandangan ini karena para pengunjung yang meminum-minuman keras ini juga tidak menggangu pengunjung lain yang datang ke kawasan tersebut.[Ozyra]

Posting Komentar

 
Top