Arifin: Ada Indikasi Tidak
Transparan
KM Bali 1-Polemik tentang Dana Bantuan Polikultur
yang diberikan oleh Kementerian Pembangunan Desa Tertinggal (KPDT) sepertinya
belum berakhir. Kali ini KM Bali 1 berhasil mengorek pernyataan dari seorang
anggota lembaga anti Korupsi yang disebut-sebut oleh Wahidin sebagai orang yang
pernah menyarankan kepada dirinya untuk memindahkan dana Bantuan Langsung dari
Kementerian tersebut ke rekening pribadi Ketua Kelompok atas nama Baharuddin.
Selain
itu dugaan adanya pertemuan khusus antara Wahidin sebagai Ketua Tim Teknis dari
Dinas Perikanan dan Kelautan Dompu, Arifin, dan Ketua Kelompok yakni Baharuddin
untuk membahas tentang pemindahan dana tersebut dari rekening kelompok ke
rekening pribadi Ketua Kelompok juga dibenarkan oleh Arifin sendiri.
Arifin
menjelaskan, saat itu sekitar minggu terakhir Bulan Desember 2013, memang ada
pertemuan antara dirinya, Wahiddin, Baharuddin, Bendahara Kelompok dan pihak
salah satu Bank Syariah Bima. Pertemuan tersebut dilakukan untuk menerima
pencairan dana tahap kedua sebesar Rp. 350 Juta dan membahas pemindahan dana
tersebut untuk memudahkan mobilisasinya saat belanja bibit Rumput Laut di
Makassar.
Selain
itu, Arifin juga menuding bahwa Pihak Dinas Perikanan dan Kelautan tidak
transparan.”dalam pertemuan itu, Wahiddin menginginkan untuk memindahkan dana
tersebut ke rekening Dinas dengan dalih pengamanan. Namun, saya mencegahnya.
Akhirnya setelah didiskusikan, diputuskanlah dana tersebut agar dipindahkan ke
rekening ketua kelompok atas nama Baharuddin”, jelas Arifin saat diwawancara
Kampung Media kamis (23/01) lalu.
Namun,
dirinya membantah bahwa pemindahan dana ke rekening pribadi Ketua Kelompok
tersebut merupakan ide yang di tawarkannya. Saat ditanya tentang hasil
investigasi pihaknya tentang kualitas bibit yang dibeli oleh pihak kelompok dan
diawasi oleh dinas dirinya membenarkan adanya bibit yang busuk atau rusak
sehigga tidak layak tanam. “menurut saya jika skala kerusakan hingga 15 % maka
dapat dipastikan program penanaman rumput laut dengan metode polikultur ini
akan gagal”, ungkap Ketua Lembaga Masyarakat Anti Korupsi NTB (Elemaka).[Ozyra]
Posting Komentar