KM Bali 1-Inilah salah satu dampak yang terjadi apabila pasar tradisional tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah. Kerap kali pasar tradisional selalu dilekatkan dengan citara yang kurang menyenangkan. Misalnya, kotor, becek, bau, banyak sampah, sembrawut dan citra negatif lainnya.
Hal ini berakibat pada sedikitnya pengunjung pasar yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas. Biasanya masyarakat dengan kelas ekonomi ini lebih suka berbelanja di swalayan atau super market. Jika barang-yang ingin dibeli tidak dijual di dalam swalayan atau supermarket tersebut, maka mereka lebih memilih untuk menyuruh pembantu rumah tangganya untuk berbelanjake pasar ketimbang harus berdesak-desakan dengan orang-orang lain di pasar tradisional.
Di Dompu, keadaan ini masih berlaku. Citra pasar yang sembrawut dan sebagainya tampak jelas dimata para pengunjung pasar. Hal ini menyebabkan masyarakat dari kelas ekonomi tertentu lebih memilih berbelanja di swalayan dan supermarket yang mulai ramai dibangun di berbagai sudut kota dompu. Selain harganya tidak jauh berbeda dengan pasar tradisional, swalayan dan supermarket lebih menyajikan suasana nyaman bagi konsumen untuk berbelanja di tempat tersebut.
Hal ini menghawatirkan. Manakala pasar tradisional yang notabene menjadi salah satu item penting penopang perekonomian dompu tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah setempat, maka bukan tidak mungkin pasar tradizional akan menjadi mahluk langka dalam jangka waktu beberapa tahun kedepan karena pasar tradisional tidak mampu mempertahankan eksistensinya dalam menjaga dan meningkatkan hajat hidup masyarakat banyak.
Jika fenomena ini terjadi di Kabupaten Dompu maka akan tidak sedikit masyarakat dompu yang kehilangan mata pencaharian. Yakni para pedagang-pedagang yang beroperasi di pasar tradisional karena tidak mampu bersaing dengan swalayan dan supermarket yang memanjakan konsumen dengan jaminan muu dan pelayanan prima.
Efek selanjutnya yang kemudian terjadi adalah meningkatnya angka pengangguran karena para pedagang pasar tradisional terpaksa harus gulung tikar. Yang menghawatirkan pula adalah mereka tidak memiliki keahlian lain selain berdagang di pasar sehingga terpaksa menganggur.
Hal ini apabila tidak segera dicegah, maka bukan tidak mungkin yang kita takutkan akan benar-benar terjadi. Apalagi tanda-tanda menuju ke arah situ mulai nampak ditengah-tengah masyarakat kita. Misalnya, lokasi swalayan atau supermarket dan pasar tradisional letaknya berdekatan satu sama lain. Hal ini akan lebih memperjelas konsumen dalam menentukan pilihan kemana ia akan berbelanja. Menurut buku yang saya baca (judulnya "Psicology of persuasion") mengatakan apabila kedua benda diletakkan berdekatan diruang dan waktu yang sama maka perbedaan keduanya akan jelas terlihat. Memang, ini hanya sekedar teori. Tetapi menurut saya, ini dapat menjadi acuan untuk membandingkan pasar tradisional dan supermarket yang letaknya berdekatan dengan pasar tradisional dan supermarket yang letaknya berjauhan.
Sekali lagi pemerintah daerah dipanggil untuk berperan aktif dalam menyelamatkan masyarakatnya. Yakni dengan mengatur ulang penataan pasar serta mengelola secara optimal pasar tradisional sehingga dapat menghadapi persaingan.
Perlu diketahui yang membuat pasar tradisional di Dompu tidak terganggu oleh keberadaan supermarket saat ini hanya karena supermarket belum menjual bahan makanan kebuuhan sehari-hari seperti sayur, ikan, dan lain-lain.
Selanjutnya, Perintah Daerah perlu menyegerakan dan mengoptimalkan fungsionalisasi bangunan pasar baru yang menghabiskan dana yang tidak sedikit itu dengan menggunakan tata kelola yang lebih baik dan berorientasi pada menghadapi persaingan pasar yang dijelaskan diatas.
Semoga apa yang dikhawatirkan tidak terjadi atau kalau harus terjadi, para pedagang dipasar tradisional sudah siap menghadapi saat-saat kritis tersebut.[Fauzy Akbar]*****
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar