KM Bali 1, Woja- Kebutuhan pupuk semakin mendesak, para petani sulit mendapatkan pupuk yang bersubsidi. Meski sudah di bentuk kelompok tani dengan alasan supaya mudah mendapatkan pupuk, namun fakta di lapangan hasil pantauan Koran Kampung Media Dompu, ketersedian Pupuk bagi para Petani belum stabil teritama dari segi pengaturannya.
Akibat dari kelangkaan ini, satu kejadian miris ditemukan wartawan Koran ini di lapangan. Peristiwa tersebut terjadi di Desa Bara kecematan Woja Kabupaten Dompu beberapa waktu lalu (17/11).

Warga petani setempat melakukan aksi ambil paksa pupuk yang ada di gudang distribusi yang letaknya tidak jauh dari desa itu. Tidak kurang dari 20 ton pupuk subsidi raib akibat peristiwa pengambilan paksa pupuk subsidi ini oleh para petani.

Kejadian tersebut dapat diredakan setelah aparat dari pihak kepolisian langsung mengamankan lokasi kejadian. Aksi nekat warga desa bara tersebut mengakibatkan terlambatnya penyaluran pupuk bagi kelompok tani lain.

Menanggapi persoalan kelangkaan pupuk ini salah seorang ketua Kelompok tani Haruddin yang dikonfirmasi Koran ini selepas kejadian berharap adanya pengedalian pupuk secara teratur yang sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Dengan demikian lanjutnya, Berdasarkan alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi yang ditetapkan oleh gubernur wajib ditindak lanjuti dengan penertiban peraturan bupati yang mengatur tentang alokasi pupuk bersubsidi pada masing masing kecematan.

Dari data yang berhasil dihimpun Koran  Kampung Media, kebutuhan pupuk subsidi di kecematan woja dibagi beberapa desa yakni Desa Serakapi, Saneo, Simpasai, Kandai Dua, Monta, Rababaka, Matua, Baka Jaya, Nowa, Riwo, Bara, Madaprama, dan Mumbu. masing masing memiliki kebutuhan pupuk atau menyusun kuota di setiap desa dan lurah dengan menyusun RDKK.

Haeruddin merinci terkait mekanisme Pemupukan jagung berkisar pada umur 15-20 hari diberi pupuk pertama jenis urea dan poska kemudian di campur urea dua zack dan poska satu zzack (2:1) dengan ukuran satu sedok kecil satu pohon jagung dengan jarak 5 cm dari pohon jagung. Dalam satu hektar kebutuhan  pupuk mencapai enam zzack urea sementara poska tiga zack, jumlah kebutuhan pupuk per Hektar Lahan Jagung adalah sembilan zzack. "Kemudian pemupukan kedua berkisar pada umur 35-45 hari dengan jumlah pupuk yang sama pada pemupukan pertama", imbuhnya.

Haerudin menilai pada kondisi seperti ini kelompok tani masih menunggu jatah yang di distribusikan oleh distributor pada setiap kelompok tani. Karena itu tandas Haeruddin, waktu yang tepat untuk pemupukan jatuh pada akhir bulan november dan pertengahan bulan desember 2017. "Hal ini sudah barang tentu untuk menjaga efektifitas, efesiensi, dalam perawatan varietas tanaman jagung hibrida", tandasnya.

Lebih jauh Haeruddin memperkirakan kebutuhan pupuk subsidi bagi kelompoknya diperkirakan hingga 270 zak. Dikatakannya, masing - masing kelompok memiliki anggota 15 hingga 25 orang. "Saya bisa perkirakan untuk 5 kelompok yang saya tahu saja berada di Kecamatan Woja, kebutuhan totalnya mencapai 990 zak atau 45,5 ton pupuk. Belum yang saya tidak ketahui karena kelompok tani di kecamatan Woja ini banyak", Ungkapnya.(As)

Posting Komentar

 
Top