KM Bali I Dompu-Dompu, Potret pendidikan Kabupaten Dompu masih dibawah standar. Baik segi kualitas maupun segi kuantitas, misalnya pada tingkat mutu Pendidikan Sekolah Dasar. Banyak di temui anak anak SD yang belum bisa membaca dan menulis, sebabnya, anak-anak lebih suka bermain dengan teman-teman dan ikut orang tuanya di lahan sehingga kewajiban untuk belajar anak anak terbengkalai. Di sisi lain kesejahteraan tenaga guru perlu di pandang serius oleh Pemerintah Daerah (PEMDA) Dompu. Dengan implementasi kebijakan Pembangunan Pendidikan perlu adanya upaya dan pemerataan bagi tenaga honorer melalui serapan anggaran APBD sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Dompu. Demikian yang diungkapkan Mulyadin, S.Sos Ketua DPRD Dompu pada sambutannya dalam Pembukaan Workshop Implementasi Kebijakan Pembangunan Pendidikan yang digelar di Gedung PKK Jum’at, (22/12) lalu,
Senada dengan itu, Ketua Komisi III DPRD Dompu Ihwayuddin, dalam uraiannya mengatakan, melalui Pendidikan Usia Dini dan Pendidikan Non Formal harus ada inovasi dalam meningkatakan mutu pendidikan. Hal ini, perlu adanya pendekatan yang berbasis muatan lokal dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Akibatnya, anak anak bisa tersentuh langsung lingkungan dalam proses belajar mengajar. Kemudian lanjutnya, kemajuan pendidikan di Kabupaten Dompu merupakan harapan bersama. “Melalui Workshop, kebijakan Pembangunan Pendidikan Komisi III DPRD Dompu merekomendasikan dalam pembahasan Peraturan Daerah (Perda) tentang Mutu pendidikan dan Pembahasan Anggaran APBD sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan“. jelasnya.
Dikemukakan sekrestaris Dikpora Kabupaten Dompu, H. Rifaid M.Pd terkait masalah pendidikan di tingkat Sekolah Dasar, Ia mengungkapkan, anak-anak yang bisa membaca dan menulis hanya mencapai 23% dan sisanya 67% dan masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi kita semua. “Sehingga untuk Mewujudkan dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan di kabupaten dompu Seorang guru harus punya mimpi bersama". Jelasnya.
Ia menambahkan, guru harus memiliki target dalam meningkatkan persentase serapan anak didik dalam pelajaran. “Sehingga anak anak mampu memahami, membaca, menulis dan berhitung“, Ungkapnya.
Melalui tim Inovasi yang terbentuk dari kerjasama antara kementerian Pendidikan Indonesia dengan pemerintah australia sejak tahun 2016 serta implementasi program atau kegiatan asesment oleh DPRD Dompu tahun 2017, diSampaikan Hadijah Qubrah salah satu tim Inovasi, melalui Program inovasi dalam mengembangkan literasi dan Numerasi di Sekolah Dasar, ada dua pendekatan yang pertama program yang sepenuhnya dibiayai oleh Program Inovasi, dan yang kedua adalah Program Inovasi melaui APBD sebesar Rp 200.000.000 untuk program guru yang bertujuan meningkatkan kompetensi Guru.
Saat di konfimasi oleh Wartawan Koran Kampung Media Dompu, disela acara tersebut, Hadijah Qubra salah seorang anggota Tim Inovasi Menuturkan, Di Kabupaten Dompu sudah 11 Sekolah Dasar yang diassement dalam program inovasi. Yang dibawah 20 % ketertinggalan dengan Sekolah Dasar yang lain. Dengan mempertimbangkan sarana dan prasarana serta kualitas kepala sekolah dan Guru. Sekolah tersebut antara lain, Sekolah Dasar 32 Dompu, SDN 33, SDN 34, SD IT Imam Bukhari, SDN 34 Woja, SDN 35, Woja, SDN 36 Woja, SDN 37 Woja. SDN 10 Pekat, SDN 14 Pekat, SDN 17 Pekat.
"Melalui kerja sama Program Inovasi dengan Dikpora Kabupaten Dompu ini diharapkan DPRD Dompu dapat merumuskan kebijakan yang tepat dalam meningkatkan Mutu Pendidikan. Sehingga Ketertinggalan dunia pendidikan di daerah ini dapat diatasi dan menawarkan solusi untuk memecahkan permasalahan yang ada". Jelas Hadijah.(AS)
Posting Komentar