Pajo, KM Bali 1-Para petani Jagung yang saat ini sedang melakukan proses penggarapan lahan sebaiknya perlu meningkatkan kehati-hatiannya. Terutama  mendahulukan keselamatan dan keamanan pribadi dalam menggunakan obat-obat pertanian.

Hal ini perlu dilakukan agar para petani tidak bernasib sama dengan yang di alami Pak Ruslan (38 th). Warga Dusun Dore Desa Ranggo Kecamatan Pajo ini terpaksa harus memeriksakan matanya ke puskesmas Kecamatan Pajo karena merasakan sakit serta pandangan yang kabur.

Hal ini dirasakannya setelah dua hari lalu melakukan aktifitas penyemprotan lahan menggunakan obat-obatan pertanian yang berbahan Kimia.

Saat diwawancara, Ruslan menceritakan bahwa dua hari lalu tepatnya dari hari Senin, (4/11) hingga Selasa (5/11) lalu dirinya menyemprot lahan perladangan miliknya di Kecamatan Manggelewa yang berlokasi di perbatasan Dompu dan Sumbawa. Lahan itu sendiri dikatakan Bapak dua anak ini luasnya sekitar 4 Hektar.

Ruslan menambahkan maksud dilakukannya penyemprotan itu adalah untuk menghentikan pertumbuhan rumput-rumput liar sebelum dilakukan penanaman Jagung. "Sebelum jagung ditanam, perlu disemrot dulu untuk membunuh rumput liar yang nanti bisa menggangu tumbuhnya jagung", tuturnya.

Setelah selesai melakukan penyemprotan itu pada sore hari, Malam harinya Ruslan mulai merasakan sakit di matanya seperti ada pasir yang masuk ke matanya. Gejala itu dirasakan Ruslan saat menutup matanya. "Kalau saya tutup mata saya ini sakit seperti ada pasir yang masuk", keluhnya.

Pada pagi harinya, lanjut Ruslan, matanya sudah terlihat berubah berwarna Merah dan banyak mengeluarkan air disertai rasa perih.

Saat bertemu dengan Wartawan Koran Kampung Media Dompu, di Puskesmas Ranggo Kecamatan Pajo, penderitaan Ruslan sudah memasuki hari ketiga. Saat itu Ruslan sedang menunggu antrian untuk diperiksa oleh Dokter Puskesmas setempat.

Diakuinya, saat melakukan penyemprotan lahan Ruslan hanya menggunakan perlengkapan seadanya tanpa menggunakan pelindung pernapasan atau Kacamata. Selain itu aktifitas penyemprotan itu kata Ruslan, dilakukannya Non Stop selama 2 hari. "Saya lakukan itu mulai pagi hingga sore, saya istirahat hanya untuk makan dan sholat saja", katanya.

Ditambahkan Ruslan, saat melakukan penyemprotan, sering dia merasakan percikan obat semprotan itu mengenai wajah dan matanya akibat terbawa angin kencang karena lahan perladangannya yang berada di areal pegunungan.
Namun hal itu dianggap Ruslan hal yang biasa sehingga diabaikannya."saya hanya berharap dokter bisa menyembuhkan saya agar saya bisa bertani lagi", harapnya.

Setelah kejadian yang dialaminya ini, Ruslan bertekad akan lebih berhati-hati lagi saat bekerja menggunakan obat-obat pertanian yang berbahan kimia itu.(Oz)

Posting Komentar

 
Top