"Kalau orang ekonomi itu cenderung berpikir kenyang dulu baru berusaha. Kalau orang pendidikan, dikasi ilmu dulu baru dia bisa mencari nafkah", ungkapnya.
Menurut H. Rifai, menerapkan prinsip ekonomi semata dalam mengelola Koperasi menyebabkan pengurus tidak dapat berkreasi dalam menentukan arah kemajuan usaha koperasi.
Sebaliknya, Koperasi diharuskan menggunakan paradigma Pendidikan dalam pengelolaannya sehingga pengurus koperasi akan mampu berkreasi dalamemajukan Koperasi saat ini.
"Kalau Koperasi hari ini menggunakan Paradigma ekonomi, cenderung susah untuk berkreasi. Karena rata-rata koperasi kita modalnya sedikit. Tetapi kalau kita memakai paradigma Pendidikan, saya yakin dengan potensi kecerdasannya, dengan potensi kemampuan intelektualnya, dia akan bisa berkreasi untukendapatkan modal, dan dia akan bisa berkreasi bagaimana mengolah dan mendesain suatu program koperasi yang pada akhirnya dapat mensejahterakan anggotanya", Jelas H. Rifa'i.
Meskipun Koperasi adalah wadah yang bergerak dalam bidang Ekonomi, Kadis Koperasi dan UKM yang kini juga menjabat sebagai Plt. Dinas Dikpora Dompu itu juga mengajak para peserta Diklat untuk menyisipkan beberapa prinsip pendidikan yang diberikan dalam diklat tersebut.
"Walaupun gerakan koperasi ini adalah wadah ekonomi, marilah kita juga menyisipkan cara berpikir orang pendidikan. Dengan demikian kita harus berilmu dulu agar bisa menghasilkan kesejahteraan", tandasnya.
Kegiatan Diklat yang dilaksanakan selama 4 hari itu dihadiri oleh sejumlah perwakilan koperasi/KUD se Kabupaten Dompu.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas keilmuan para pengurus Koperasi sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang signifikan dalam peningkatan kesejahtraan para anggota Koperasi.
"Inilah hajat kita pada hari ini. Bapak ibu diberikan ilmu pengetahuan, penguatan, sehingga mampu mengelola koperasi ya dengan baik", tutupnya.(siol/adv)
Posting Komentar
Posting Komentar