Menurut data yang dirilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB), tahun 2020 Dompu berada pada urutan kelima dengan jumlah produksi panen terendah dari 10 Wilayah Kabupaten dan Kota di NTB dengan jumlah produksi padi 84.000 Ton Padi. Hasil produksi ini lebih rendah dari tahun 2019 yang berjumlah 92.400 Ton Padi.
Sementara itu, luas panen padi pada tahun 2020 adalah 18.147 Ha. Jumlah ini menurun jika dibandingkan pada tahun 2019 yang berjumlah 18.826 Ha.
Namun pada tahun 2021, Luas panen padi diperkirakan akan dapat ditingkatkan.
Revitalisasi 5 Bendungan yang selama ini kurang berfungsi maksimal kini sebagian besar sudah diselesaikan. Kelima bendungan tersebut diperkirakan akan mampu melayani kebutuhan irigasi lahan pertanian yang lebih luas dari sebelumnya.
Ir. Abdul Muis
"Dengan aktifnya 5 bendungan ini, maka prospek akan perluasan lahan pertanian dapat dilakukan sehingga dapat meningkatkan produksi pangan di Kabupaten Dompu", jelas Kepala Dinas PUPR Dompu Ir. Abdul Muis di Ruang Kerjanya Selasa, (18/5) lalu.
Selain meningkatkan luas Lahan Panen, Jelas Abdul Muis, refitalisasi 5 bendungan ini akan mampu mengubah jumlah musim tanam yang semula hanya 1 kali menjadi 3 kali musim tanam dalam setahun.
Lebih lanjut Abdul Muis menyebutkan kelima bendungan tersebut adalah Dam Ale, Dam Patula Kilo, Dam Na'e Kempo, Dam Sori Na'a Pekat, Dam Sori Paranggi Pekat.
Lebih Jauh, Pria yang kini sudah memasuki tahun kelima menjabat sebagai Kepala Dinas PUPR ini mengungkapkan revitalisasi 5 Bendungan di Kabupaten Dompu ini adalah bentuk realisasi Kinerja Pemerintah Daerah atas aspirasi dari Warga Dompu sendiri.
Awalnya, ungkap Muis, Revitalisasi Bendungan tersebut berasal dari ide masyarakat Dompu sendiri setelah melalui beberapa rapat dan pertemuan dalam Program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP). Program ini merupakan program pemerintah di bidang irigasi yang bertujuan untuk mencapai keberlanjutan sistem irigasi, baik sistem irigasi kewenangan pusat, kewenangan provinsi maupun kewenangan kabupaten. Upaya ini diharapkan dapat mendukung tercapainya swasembada beras sesuai program Nawacita Pemerintah Indonesia.
Untuk mencapai tujuan ini, dilaksanakan Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi (PPSI) melalui peningkatan sistem pengelolaan irigasi, penguatan P3A, penguatan Lembaga Pengelola Irigasi serta rehabilitasi 3 juta Ha daerah irigasi di seluruh indonesia (Dam dan saluran irigasinya_red).
"Semua proses yang dilalui mulai dari perencanaan, perancangan Sketsa Infrastruktur, serta evaluasinya dilakukan oleh masyarakat yang tergabung dalam Persatuan Petani Pemakai Air (P3A)", tegas Muis.
Dirinya meyakini, sepanjang proses Perencanaan, perancangan, pelaksanaan, serta evaluasinya melibatkan masyarakat tidak mungkin akan ada persoalan yang berarti di lapangan.
"Kalau ada persoalan apalagi persoalan hukum kami yakin itu tidak murni dari masyarakat. Setahu kami masyarakat yang memanfaatkan fasilitas yang tergabung dalam P3A tetap solid dan mendukung pelaksanaan Projek ini sehingga jika ada yang perlu diperbaiki mereka sudah paham ada wadah yang telah disediakan untuk pemberian usul, saran dan kritik karena fasilitas ini akan digunakan sebesar-besarnya untuk kemaslahatan masyarakat sendiri", tandas Abdul Muis.
Kadis Pertanian dan Perkebunan
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Dompu Ilham, SP kepada Wartawan www.kmbali1.online menyatakan optimismennya terkait pengaruh projek revitalisasi 5 Dam tersebut terhadap meningkatnya hasil produksi pangan petani pada tahun-tahun mendatang.
Bahkan, Ilham meyakini Dompu akan mengalami Swasembada Pangan setelah semua Projek berkelanjutan tersebut rampung dikerjakan.
"Sebagai salah satu Dinas yang juga terlibat dalam Program IPDMIP ini kami sangat yakin indekx penanaman akan meningkat dari 1 kali menjadi 3 kali dalam setahun, sehingga Dompu akan mengalami Surplus Padi pada tahun kedepannya", ungkapnya Rabu, (19/5) lalu di ruang kerjanya.(KM)
Posting Komentar
Posting Komentar