Foto Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat, DR. Aidy Furqan S.Pd, M.Pd

KM Bali 1, Dompu-Pemasangan instalasi listrik pada proyek pembangunan Ruangan Praktek Siswa (RPS), di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Manggelewa, yang diduga kuat dikerjakan tidak sesuai dengan bestek, kini menjadi sorotan Kadis Dikbud NTB.

Dugaan tersebut dibantah oleh pelaksana lapangan dari Kontraktor CV. Nurta Karya, Joe. Menurutnya, pemasangan instalasi listrik di SMKN 1 Manggelewa sudah sesuai dengan prosedur. Bahkan pekerjaan tersebut, kata Joe, sudah sesuai rencana dalam denah instalasi listrik. Bahkan dirinya juga menyakini bahwa barang berupa kabel yang dipakai untuk instalasi listrik pada pembangunan RPS yang saat ini tengah dikerjakan telah memenuhi standar SNI. 
 
Namun Joe yang saat ini mewakili Kontraktor tidak mengetahui persis jenis kabel apa yang dipasang pada instalasi Listrik pada bagunan RPS di Sekolah tersebut.

"Saya disuruh sama bos itu, pakai kabel ukuran 1,5 milimeter persegi (mm2) semua, sementara jenis kabel saya tidak tahu mas, bahkan saya tidak memegang RAB," Katanya saat dikonfirmasi Wartawan (9/12/2021). 
Diakui Joe, dengan Penampang Kabel 1,5 mm² yang dipakai pada instalasi Listrik Bangunan RPS baru itu, kemungkinan tidak akan bisa memanggung beban bila ruangan tersebut dipasangi mesin Pendingin ruangan.

"Kalau beban tinggi kabelnya akan terbakar, jadi di ruangan ini tidak bisa makai AC," Akuinya.

Diketahui Proyek yang sama di kerjakan oleh CV. Nurta Karya di SKMN 1 Dompu, dalam instalasi listrik RPS menggunakan kabel dengan ukuran 2.5 mm2. 

"Di SMKN 1 Dompu dalam instalasi listrik pakai kabel ukuran 2.5 mm2 karena di sana pakai mesin AC, sementara di SMKN 1 Manggelewa hanya pakai 1.5 mm2," Bebernya, 

Sementara itu, secara terpisah, menanggapi hal ini Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), DR. H. Aidy Furqan, S.Pd, M.Pd, kepada Wartawan media ini, Rabu (8/12/2021) di sela agenda kunjungannya di Kabupaten Dompu 2 hari lalu, menuturkan jika proses penyelesaian pekerjaan itu tidak memenuhi standar maka pihaknya tidak akan melakukan pembayaran. Sebelum dilakukan pembayaran, lanjut Aidy Furqan, pihaknya akan melakukan verifikasi perkerjaan proyek di Sekolah yang menelan biaya milyaran, yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus tahun 2021

"Kalau ternyata selesai pekerjaan itu tidak sesuai dengan standar tentu kita tidak akan melakukan pembayaran," Tegasnya, (As).

Posting Komentar

 
Top