Kabupaten Dompu menempati urutan ketiga dengan prosentase Penduduk miskin paling sedikit [Sumber:BPS Dompu]


    KM Bali 1, Dompu-Kejatuhan sejumlah indicator kesejahteraan akibat Covid 19 memang memprihatinkan. Dampak ini tidak hanya dirasakan oleh Kabupaten Dompu tetapi juga daerah – daerah lain secara Nasional.

Di Kabupaten Dompu sendiri, dampak wabah Covid 19 terhadap indicator pertumbuhan ekonomi cukup signifikan. Hal ini terlihat jelas dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Dompu. Pada tahun 2020 yakni tahun pertama Wabah Virus Corona melanda, persentase Penduduk miskin melonjak dari 12,16 persen hingga mencapai 12,60 persen di tahun 2021. Pada interval waktu setahun tersebut, terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sebesar 0,44 persen atau setara dengan 2.290 Jiwa.

Meski demikian, Pemerintah Kabupaten Dompu pada tahun 2022 melakukan upaya pemulihan ekonomi yang lebih cepat dibanding sejumlah daerah lain di NTB. Terbukti, pada tahun ini Kabupaten Dompu berhasil menekan lonjakan angka Kemiskinan pada tahun sebelumnya sampai pada angka 12,40 persen atau turun sebesar 0,2 persen dari tahun sebelumnya.

Drs. H. GaziaMansyuri
Kepala Bappeda Dan Litbang Kabupaten Dompu [Foto: KM Bali 1]

Kepala Bappeda Litbang Dompu Drs. H. Gazia Masyuri kepada Wartawan kmbali1.com Jum’at, (23/12) lalu menyebutkan penurunan angka kemiskinan ini membuktikan upaya pemulihan ekonomi pasca Covid 19 oleh Pemerintah Kabupaten Dompu terbukti lebih efektif. Keberhasilan ini, Kata Gazia Masyuri bahkan melampaui Kota – besar di NTB.

“kita turun 0,2 %, sementara Kota Mataram hanya mampu turun 0,02 %. Kota Bima hanya turun 0,08 %. Artinya kita bangkit pasca Corona ini lebih baik dibanding kota-kota besar itu”, ungkapnya.

Tidak hanya itu, lebih lanjut Gaziamansyuri menyebut terkait Index Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2022 yang juga mengalami peningkatan. Meski pada masa merebaknya Wabah Covid 19 IPM Kabupaten Dompu mengalami penurunan 0,01 poin, namun pada tahun 2021, IPM Kabupaten Dompu kembali menguat 0,9 poin, yakni dari 67,84 pada tahun 2020 meningkat menjadi 68,45 di tahun 2021.

IPM Kabupaten Dompu melampaui IPM Kabupaten Sumbawa, Bima, Dan daerah besar seperti Lotim. [Sumber: BPS Dompu]

Tren positif ini, Kata Pria yang akrab disapa Aji Gazi ini berlanjut hingga tahun 2022. Pada tahun ini, IPM Kabupaten Dompu kembali meningkat hingga angka 69,15 poin atau tumbuh sebesar 1,02 poin dibanding tahun 2021.

“Peningkatan IPM ini adalah dampak positif dari keberhasilan Pemerintah Daerah dibawah kepemimpinan AKJ – SYAH dalam menekan angka kemiskinan, disektor kesehatan yaitu meningkatkan Usia Harapan Hidup, juga di sector pendidikan yaitu meningkatkan Harapan Lama Sekolah”, Jelasnya.

Peningkatan Daya Beli


Daya Beli Masyarakat Makin Membaik, hingga tahun 2022 sebesar Rp.9.203.000,- [Sumber: BPS Dompu]


Sementara itu, berdasarkan Data BPS Kabupaten Dompu, Peningkatan Daya Beli Masyarakat Kabupaten Dompu juga meningkat dari Rp.8.899.000,- pada tahun 2021 menjadi Rp.9.203.000,- pada tahun 2022. Tren peningkatan ini merupakan indicator penguatan daya beli masyarakat setelah mengalami kelesuan pada tahun 2020 lalu akibat Covid 19 yakni sebesar Rp.8.889.000,- dari yang sebelumnya Rp.9.027.000,- pada tahun 2019.

Data BPS juga menunjukkan, penguatan daya beli masyarakat pada tahun 2022 ini bahkan melampaui puncak angka Daya Beli Masyarakat Kabupaten Dompu dalam 5 tahun terakhir.

Gaziamansyuri mengungkapkan pemulihan daya beli masyarakat di Kabupaten Dompu lebih cepat dibanding Lombok timur, Kabupaten Bima, dan Kota Bima.

“daya beli masyarakat kita itu naik hingga Rp.304.000,-, sedangkan Kabupaten bima hanya naik Rp.204.000,-, Lotim naik Rp.181.000,-, dan Kota Bima naiknya hanya Rp.260.000,- saja. Kita lebih tinggi dari darah dan kota besar di NTB”, rincinya.

Kepada Media ini, Kepala Bappeda dan Litbang Dompu menyebutkan, bahwa puncak capaian Daerah Kabupaten Dompu pada era kepemimpinan yang sebelumnya mampu dicapai dalam jangka waktu setelah 10 tahun. Sedangkan pada era Kepemimpinan AKJ yang baru memimpin selam 2 tahun, menurutnya sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini kata Gaziamansyuri nampak pada indicator-indikator kesejahteraan warga Dompu yang kian pulih dan membaik pasca terpukul oleh Wabah Covid 19.

“Pemerintahan sebelumnya, mencapai puncak itu pada rentang waktu 10 tahun, sementara AKJ ini baru 2 tahun, AKJ – Syah ini baru 1 tahun melaksanakan APBD. Itupun sudah menunjukkan kemajuan presentase indicator ekonomi. Kemajuan ini bahkan melampaui daerah dan Kota-kota lain di Provinsi ini”, tegasnya.[Oz]

Posting Komentar

 
Top