Foto (Dokumentasi, KM Bali 1. Com)
Kepala Dinas Pertanian Kab. Dompu, Syahroni SP. MM, di konfirmasi di ruangan kerjanya, Senin (12/12). 

KM Bali 1 Dompu - Program Porang di bawah kendali Bupati dan Wakil Bupati Dompu, AKJ-SYAH rupanya tidak nampak pelaksanaannya. Ketua DPRD Kabupaten Dompu, Andi Bactiar Amd, Par menyayangkan jika program unggulan komoditi porang ini dilanjutkan. Untuk itu, Ia kembali menyarankan agar program tersebut harus ditinjau kembali. 

Andi Bactiar menilai pola denplot budidaya porang  yang saat ini sedang dilakukan itu justru terancam gagal. Selain ketersediaan pasar, bibit mahal pemerintah daerah juga harus memikirkan bagaimana dampaknya terhadap para petani porang. 

"Secara nasional hampir tidak ada lagi yang membahas tentang porang," ujarnya, pada Jum'at kemarin. 

Menurutnya, kalau sifatnya denplot atau hanya sekedar program hiasan lebih baik dipertimbangkan. Untuk itu, Ia kembali mengingatkan bahwa Pemerintah Daerah harus jeli serta menimbang program yang dicanangkan tersebut, apalagi melibatkan petani secara langsung. 

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pertanian Kab. Dompu, Syahroni SP, MM, membantah bahwa program porang akan gagal, Meski saat ini budidaya porang tengah dilakukan dengan pola denplot. Sebagai tahap awal pihaknya lebih fokus pada pola denplot dulu supaya masyarakat mengetahui, mulai dari perluasan lahan hingga pembibitan.

"Dari hasil denplot dengan luas lebih kurang 5 hektar para petani porang dengan mudah mendapatkan hasilnya, baik dari bijinya hingga buahnya yang bisa di jual untuk benih." terangnya. 

Budidaya porang untuk denplot luasnya 5 hektar itu, kata Dae roni, saat ini umurnya rata-rata hampir dua bulan terhitung setelah tanam. Selain itu dirinya optimis karena program ini merupakan komoditas unggulan yang sudah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

"Budaya porang komoditas unggulan yang tertuang dalam RPJMD." Ujar Dae Roni, Senin (12/12/2022). 

Dae roni menegaskan bahwa kegiatan denplot sebagai tahap awal untuk budidaya Porang, bukan berarti dianggap gagal. Pengembangan budidaya porang ini bukan seperti cara menanam jagung. Ia mengakui saat ini porang sedang bermasalah dengan kepastian pasar hingga fluktuasi harga. 

"kita harus realistis terhadap keadaan, tidak bisa dipungkiri sekarang ini apa pun komoditinya tidak bisa keluar dari dua hal yakni kepastian pasar hingga fluktuasi harga." cetusnya. 

Sementara itu, selain denplot, luas tanaman Porang yang sudah ditanam oleh petani sekitar 350 hektar rata-rata di wilayah Kecematan Pekat. Untuk pengembangan lebih lanjut, kata dae roni Pemda Dompu akan mengupayakan sarana dan prasarana pendukung baik mesin pengolahan tanah, pupuk hingga mesin pengolahan pada saat panen. 

"Terkait anggaran denplot porang tahun 2022 ini sekitar Rp. 600 juta." pungkasnya (As) 


Posting Komentar

 
Top