KM Bali 1 Dompu-Meski kelangkaan dan kenaikan harga gas elpiji melampui Harga Eceran Tertinggi (HET) jadi sorotan. Kini pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Dompu menyangkal terjadinya kelangkaan. Dari laporan mereka bahwa penyaluran dari Distributor ke pangkalan disebut-sebut dalam keadaan stabil. 

Kepala Bidang (Kabid) pengawas Disperindag Dompu, Sri Astuti mengaku bahwa pihaknya tetap memantau penyaluran gas elpiji di setiap pangkalan. Bahkan mereka pun tetap memonitoring soal harga. Olenya itu, Ia mengingatkan kepada pangkalan untuk menjual harga Gas Elpiji Subsidi 3 kg dengan harga Rp.18. 000 pertabung. 

Sesuai SK Gubernur NTB tahun 2019 tentang harga eceran tertinggi gas elpiji 3 kilogram di wilayah Dompu hanya kisaran Rp. 14.000 hingga Rp. 15.500 pertabung. Harga tersebut dari Agen atau Distributor menjual ke pangkalan. 

Jadi, harga yang harus dijual ke konsumen atau ke ibu rumah tangga, kata dia, selisihnya cuman sedikit dari HET. "Kalau pangkalan menjual gas elpiji bersubsidi 3 kg ke ibu rumah tangga kisarannya Rp. 18.000 pertabung." ujarnya, Via Whatsapp, Senin (12/6) pagi. 

Namun faktanya tidak seperti itu, Salah satu warga Kelurahan Kandai Dua, Mahdin (thn 45) mengaku membeli gas elpiji subsidi dengan harga Rp. 30.000 pertabung. Ia membeli di salah satu pangkalan yang tidak jauh dari terminal Ginte. Dengan harga sebesar itu, bagi dia rasanya cukup mahal. Dia terpaksa membeli lantaran memenuhi kebutuhan dapurnya. 

Meski nominal harganya tersebut tidak seberapa. Namun bagi dia, yang tergolong orang kurang mampu merasa sulit. Ia mengeluh dengan harga sebesar itu, lantaran saat ini ia mengaku belum mendapatkan penghasilan yang tetap, selain memenuhi kebutuhan itu, Ia juga dituntut untuk memenuhi kebutuhan yang lain. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Senin (12/6) di Kecematan Manggelewa dan Sekitarnya, justru melampui HET yang cukup tinggi. Setiap Desa harganya pun variasi, mulai Rp. 27.000 hingga tembus Rp. 40.000 pertabung. 

Jika gas elpiji subsidi tidak langka kenapa mesti jadi mahal? Hingga harganya pun terlalu jauh melampui HET. Padahal pihak terkait katanya sudah memantau dan memonitoring serta mengawasi setiap hari. Bahkan mengancam akan mencabut izin usaha bagi pangkalan yang ditemukan pelanggaran. (As) 

Posting Komentar

 
Top