Ilustrasi 

KM Bali 1 Dompu -Keamanan Sistem Perbankan di BRI Dompu dinilai lemah, Akibatnya data nasabah BRI diretas Hacker. Puluhan juta uang milik Mu'azzuddin (30 thun) direkening lenyap secara misterius. Padahal ia tidak melakukan transaksi dengan nominal puluhan juta rupiah. Korban yang berdomisili di Kecamatan Woja merasa kecewa dengan kejadian yang dialaminya.
 
Mu'azzuddin mengaku terakhir kali dia melakukan transaksi di sebuah mesin ATM di salah satu unit BRI di Kota Mataram, Minggu (24/12/2023) lalu, sekitar pukul 09:25 wita. Dengan nominal uang yang ditarik sebesar Rp. 2.500.000. 

Lenyapnya uang puluhan juta direkening itu diketahui ketika ia hendak membayar barang di salah satu toko di kota Mataram Provinsi NTB. Setelah dicek melalui kartu ATM ternyata sisa saldonya hanya tinggal Rp. 74.744 saja. Ia pun merasa kaget tiba-tiba muncul pemberitahuan dari sms M-banking adanya transaksi sebesar Rp. 54.100.000. Notifikasi itu muncul sekitar pukul 18:26 wita pada Minggu (24/12/2023). 

Setelah kejadian itu ia langsung menghubungi costumer service setempat. Namun upayanya itu tidak membuahkan hasil. pihak BRI menurut Korban, menolak untuk bertanggung jawab.

Mu'azzuddin mengaku tidak hanya uangnya, yang lenyap dari rekening. Bahkan user Brimo miliknya pun ternyata sudah diblokir. "ketika saya login melalui akun Brimo tidak bisa karena User sudah terblokir." akuinya, Rabu (31/1/2024) kemarin. 

Setelah data miliknya diretas, Ia sudah melaporkan ke kantor BRI Cabang Dompu, Rabu (27/12/2023) lalu. Dalam laporanya, dia mengaku dirinya tidak melakukan transaksi tapi uang di saldonya berkurang. Ia menyebutkan uangnya mengalir ke kode yang berbeda. Transaksi yang pertama nominal Rp. 50.000.000, mengalir ke kode BSFT7974016631 NBMB : CENAIDJA. Sementara sisanya Rp. 4.100.000 mengalir ke kode ATMSTRRM 08888 000752379 7974016631. 

Atas kejadian yang menimpanya itu, Mu'azzuddin sebagai Nasabah merasa kecewa karena lemahnya sistem keamanan di perbankan. Ia merasa kesal lantaran dengan mudah datanya diretas. 

"Saya menyesalkan lemahnya sistem keamanan data di BRI." kesal dia. 

Manejer Operasional BRI Dompu, Widi, ditemui di ruangan kerjanya belum lama ini, mengakui saat ini sistem keamanan agak sedikit terganggu. Apalagi saat ini masuk tahun politik dan mendekati pemilu. Namun Widi, enggan mengungkapkan data nasabah yang diretas, sehingga nasabah mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Untuk lebih jelasnya, ia hanya menyarankan konfirmasi ke pimpinan cabang. 

"Silahkan konfirmasi ke pimpinan saya." ujarnya. 

Sementara Pimpinan Kantor BRI Cabang Dompu, Fariz Sabar Taruna, ditemui Kamis (1/2/2024) kemarin, menolak bertanggung jawab atas kerugian yang menimpa nasabahnya. Kata dia, sesuai hasil penelitiannya bahwa traksaksi itu syah. 

"setelah kita teliti laporan itu, transaksinya syah." pungkas dia. 

Ketika ditanya soal User brimo milik Mu'azzuddin yang diretas, Fariz tidak menjelaskan secara detail bagaimana bisa User Brimo milik nasabah itu terblokir. Hingga uang puluhan juta lenyap seketika direkening korban.

Pernyataan Fariz tersebut disangkal salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya. Ia menjelaskan mustahil pihak Bank tidak mengetahui peretasan atau pembobolan data tersebut. Mestinya hasil investigasi atas laporan itu dapat diketahui mana transaksi yang syah dan transaksi yang tidak syah. 

Menurutnya, dengan adanya kasus - kasus seperti ini, pihak Bank dapat mengumpulkan metadata terkait perangkat yang digunakan saat nasabah mengakses aplikasi mobile banking.

"mestinya pihak bank dapat mengakses saat nasabah menggunakan aplikasi mobile bangking." ujarnya 

Dikatakannya, Informasi seperti jenis perangkat, sistem operasi, versi aplikasi, serta lokasi geografis dapat diakses oleh pihak bank untuk memantau dan meningkatkan keamanan serta pengalaman pengguna.

"mustahil pihak bank tidak mengetahui oknum peretasan data milik Mu'azzuddin." jelasnya. 

Pengumpulan metadata ini biasanya dilakukan untuk mendeteksi potensi aktivitas yang mencurigakan dan pemantauan kinerja aplikasi. (As) 



Posting Komentar

Posting Komentar

 
Top