Sadaruddin Kepala Bidang Data Dan Informasi |
KM Bali 1, Dompu-menurunya angka prevalensi Stunting di Kabupaten Dompu dari 14,3 % tahun 2022 menjadi 13 % di akhir tahun 2023 dinilai cukup membuktikan keseriusan Pemda Dompu terkait kesejahteraan warganya. Data Kementerian Dalam Negeri RI menunjukkan, prevalensi Stunting di Dompu selama tiga tahun terakhir melangalami penurunan secara signifikan dari 18,7 % pada tahun 2021 menurun menjadi 14,3 % pada tahun 2022.
Angka prevalensi stunting di dompu bahkan lebih rendah dari ibu kota Provinsi NTB yakni Kota Mataram. Dinas Sosial Dompu melalui Kabid Data dan Informasi Sadaruddin, menyebutkan bahwa pihaknya diamanatkan oleh Pemda untuk membantu masyarakat miskin dalam upaya menurunkan angka stunting tersebut.
Sadarudin menyebutkan salah satu upaya yang dilakukan Dinas Sosial adalah melakukan pembagian Telur untuk menunjang Gizi keluarga yang memiliki anak penderita Stunting. "akhir tahun kemarin kami melaksanakan pembagian telur kepada keluarga yang memiliki anak stunting di Desa Nanga Tumpu dan Kwangko", kata Sadaruddin.
Sadaruddin mengungkapkan, Stunting biasanya menyasar anak yang keluarganya tergolong miskin. melihat fenomena itu, tahun 2024 ini pihaknya tengah melakukan pendataan yang ketat terhadap keluarga yang tergolong miskin terutama yang masuk kategori Miskin ekstrim. data tersebut lanjutnya, kemudian akan diprioritaskan untuk menerima bantuan dari Pemerintah Daerah dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT).
"saat ini kami tengah mendata warga yang tergolong miskin ekstrim. kami akan upayakan agar data ini nanti menjadi rujukan Pemda dalam pembagian BLT yang bersumber dari Cukai Tembakau", jelasnya.
dirinya berharap, usulan data tersebut benar-benar dijadikan rujukan untuk pembagian BLT dari Cukai Tembakau sehingga dapat membantu warga miskin tersebut dan kedepan diharapkan dapat berimplikasi pada menurunnya jumlah anak yang terindikasi Stunting. [KM/adv]
Posting Komentar
Posting Komentar