Ilustrasi Kejahatan Perbankan 

KM Bali 1 Dompu - Pihak Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Dompu enggan membeberkan hasil investigasi atas laporan nasabah yang diretas datanya. 

Meski data milik korban dijaga kerahasiaan dan keamanannya dalam sistem perbankan, Namun sayangnya uang puluhan juta rupiah milik Mu'azzuddin (30 thun) salah satu Desa Matua, Kecamatan Woja, Dompu, NTB  lenyap secara misterius dari akun miliknya itu.

Lenyapnya uang puluhan juta direkening itu diketahui ketika ia hendak membayar barang di salah satu toko di kota Mataram Provinsi NTB. Setelah di cek melalui kartu ATM ternyata sisa saldonya sekitar Rp. 74.744. 

Ia pun merasa kaget tiba-tiba muncul pemberitahuan atau notifikasi dari sms M-banking adanya transaksi sebesar Rp. 54.100.000. Notifikasi itu muncul sekitar pukul 18:26 wita pada Minggu (24/12/2023). Padahal dia merasa tidak melakukan transaksi. 

Mu'azzuddin mengaku tidak hanya uang nya, yang lenyap dari rekening. Bahkan user Brimo miliknya pun ternyata sudah diblokir. "ketika saya login melalui akun Brimo tidak bisa karena User sudah terblokir." akunya, Rabu (31/1/2024) kemarin. 

Dari masalah tersebut Ia sudah melaporkan ke kantor BRI Cabang Dompu, Rabu (27/12/2023) lalu. Dalam laporanya, ia menyebutkan lenyap nya uang di saldo miliknya diduga diretas melalui User Brimo. 

"Saya menyayangkan lemahnya sistem keamanan perbankan di BRI." kesal dia. 

Pimpinan Cabang BRI Dompu, Fariz Sabar Taruna, Selasa (20/2/2024) hanya menyesalkan kejadian tersebut. Dari peristiwa itu pihaknya hanya merasa empati. 

"Bank hanya melakukan penggantian kerugian kepada nasabah apabila kelalaian di akibat oleh sistem perbankan." katanya kemarin. 

Dari peristiwa itu, Fariz Sabar Taruna, mengimbau nasabah agar lebih berhati-hati dan tidak mengunduh, menginstal, maupun mengakses aplikasi tidak resmi. Selain itu, Ia juga menyarankan agar nasabah tetap menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan kepada orang lain atau pihak yang mengatasnamakan BRI. 

Fariz juga mengaku bahwa data atau informasi dapat dicuri oleh para fraudster apabila masyarakat menginstall aplikasi dengan sumber tidak resmi yang dikirimkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Termasuk memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan (nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password, OTP) melalui  saluran, tautan atau website dengan sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 

Dengan semakin beragamnya modus penipuan secara digital, BRI juga menghimbau agar nasabah tidak sembarang menginstall aplikasi dengan sumber yang tidak resmi dan tidak dapat dipertanggung jawabkan.

Menanggapi hal itu, Mu'azzuddin merasa tidak pernah memberikan data pribadi seperti User, password, kode OTP kepada siapa pun bahkan ia mengaku handphone yang dipakai tidak sembarang digunakan. 

Ia menyayangkan pihak BRI yang tidak bertanggung jawab atas kerugian yang dialaminya. Padahal ia merasa hilangnya uang direkening secara tiba-tiba tanpa persetujuan transaksi. Dari peristiwa itu ia menduga akibat lemahnya sistem keamanan diperbankan. 

"Diharapkan agar bank ini dapat menjaga reputasinya sebagai lembaga keuangan yang peduli dan responsif terhadap keamanan dan kesejahteraan nasabah." Harapnya. 

Dia menuntut agar pihak Bank BRI bertanggung jawab dan mengganti kerugiannya. Bukan hanya sekedar berempati. (As) 

Posting Komentar

Posting Komentar

 
Top