Sekilas Peristiwa Mengerikan Di Balik kegiatan Eksplorasi Tambang Hu'u. Tampak terjadi Ketegangan warga dengan pihak perusahaan, Netizen Kritik Kebijakan PT STM Hu'u.
KM Bali 1, Hu'u - Baru-baru ini, insiden di depan kantor pertambangan PT STM Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, menjadi topik panas di media sosial. Sebuah video yang diunggah oleh akun Facebook Mata Pena Domsel memperlihatkan suasana tegang warga dengan pihak perusahaan.
Vidio dengan durasi singkat itu terlihat sejumlah warga memegang senjata tajam, berupa parang dan tombak. Nampaknya mereka mendatangi kantor PT. STM untuk menuntut haknya sebagai masyarakat lingkar tambang. Dari keterangan vidio itu, salah satu warga lokal diduga ditembak. "apa yg saya khawatirkan telah terjadi, Brimob telah menamb4k Warga Lokal" tulis dalam video yang diunggah itu. Dugaan ini belum terkonfirmasi namun vidio itu justru memperlihatkan para netizen membahas di kolom komentar.
Dalam hitungan hari, rekaman vidio yang unggah beberapa hari lalu telah diputar 23,2 ribu kali, mendapat 315 "like", dan 158 komentar, menunjukkan betapa besarnya perhatian masyarakat terhadap peristiwa itu.
Banyak netizen menyatakan simpati kepada warga yang terlibat dalam konflik ini dan menuntut agar pihak manajemen PT STM segera mengambil langkah-langkah konkret untuk menyelesaikan masalah.
Tapi beberapa komentar menyoroti perlunya persatuan di kalangan masyarakat lokal dalam menghadapi konflik tersebut. Salah satu komentar @M.Amin, yang menegaskan pentingnya peran ketua adat sebagai juru bicara untuk menyatukan kepentingan bersama.
"Jangan berjuang sendiri-sendiri, bangun persatuan rapatkan barisan. Manfaatkan ketua adat sebagai juru bicara kepentingan rakyat banyak. Sepakati dulu konsep kepentingan bersama baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang," tulisnya.
Komentar lain dari @Andy Hidayat Art mengkritik kelemahan masyarakat lokal yang sulit bersatu dan sering kali terpecah belah. Kondisi ini justru dimanfaatkan oleh pihak asing untuk kepentingan mereka. "Iha Laon di Rawi. Semangat Buat Warga Lokal, Kalian Punya Hak Besar Atas Kehadiran Tambang, Jangan Sampai Warga Lokal Di Asingkan Di perusahaan Tsb. Satukan Komitmen Dan Kompak Slalu," tambahnya.
Sementara itu, @Erdy Oro Ora menyarankan pendekatan dialogis antara berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, DPRD, aparat keamanan, LSM, dan perwakilan perusahaan. Ia menekankan perlunya kesepakatan yang jelas antara masyarakat dan perusahaan mengenai hak dan kewajiban masing-masing, serta penegakan sanksi bagi pihak yang melanggar.
"Untuk menghindari Hal semacam itu,Mari,ajak duduk Bersama, Bupati Dompu,DPRD, ABRI, kepolisian,LSM,kepala Desa, perwakilan pemuda,petinggi tambang di situ,minimal Manager,apalagi diatas manager,minimal bisa,mengeluarkan kebijakan,,,Buat perjanjian,dan sanksi bila melanggar...Apa yg masyarakat mau,dan apa yg perusahaan mau,," sarannya.
@Ramal Selian juga mengajak masyarakat untuk tetap bersatu dalam memperjuangkan hak-hak mereka. "Tetap kompak perjuangkan hak kita, orang pribumi diutamakan, tetap kompak jangan berbuat dan berjuang sendiri, rapatkan barisan," ujarnya.
Konflik ini mencerminkan ketegangan yang kerap terjadi di PT. STM. Mencuatnya konflik belakangan ini disinyalir minimnya transparansi dalam pengelolaannya. Ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan perusahaan tambang sering kali menjadi pemicu konflik, terutama jika tidak ada komunikasi yang baik antara perusahaan dan masyarakat lokal.
Awak media kmbali1.com masih berupaya untuk melakukan konfirmasi dengan pihak PT. STM hingga berita ini dirilis. (Alon)
Posting Komentar