Tampak Puluhan sapi merumput di padang savana Dompu NTB.
KM Bali 1, Dompu – Areal pelepasan ternak di padang savana sekitar kawasan Tambora, Kabupaten Dompu, kini dalam kondisi memprihatinkan. Fasilitas penunjang seperti bak penampungan air dan kandang tampak rusak dan tidak terawat. Padahal kawasan padang savana ini sebelumnya digadang-gadang menjadi pusat pengembangan ternak terbesar di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Masyarakat sekitar, terutama para peternak, mulai mempertanyakan komitmen dan tanggung jawab Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB. Mereka juga mempertanyakan kenapa minimnya perhatian terhadap perbaikan, pemeliharaan areal tersebut, sehingga berdampak langsung pada produktivitas ternak dan kesejahteraan peternak lokal.
"Kami khawatir kesehatan ternak ketika musim kemarau tiba dengan keterbatasan bak penampungan dan kandang sudah tidak layak pakai," ujar Ahmad, seorang peternak di padang savana Tambora, Jum'at (27/12) kemarin.
Ahmad menuturkan bahwa saat musim kemarau, banyak ternak kesulitan mendapatkan air bersih. Hal ini menyebabkan penurunan kesehatan ternak dan berimbas pada produktivitas peternakan.
Ketua Kelompok Ternak So Owo, Desa Sori Tatanga, Amiruddin, menegaskan bahwa permasalahan ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun tanpa solusi konkret dari Pemprov NTB. "Selama ini, kami hanya bergantung pada swadaya anggota untuk memperbaiki kandang dan bak penampungan air. Dua kebutuhan itu, Tidak ada bantuan dari pemerintah daerah maupun provinsi," jelas Amiruddin.
Ia menambahkan, jumlah ternak yang dilepas di area tersebut mencapai ribuan ekor, sementara anggota peternak yang tergabung dalam kelompok tersebut berasal dari berbagai kecamatan seperti, Kempo, Manggelewa, dan Dompu, dengan total anggota mencapai 100 orang.
"Kami sudah mengajukan proposal pembangunan bak penampung air dan pembangunan kandang sejak awal 2024. Tapi hingga kini, belum ada tanggapan atau realisasi dari Pemda Dompu lantaran anggarannya terbatas," tegasnya.
Amiruddin menjelaskan bahwa setiap hari peternak harus mengoperasikan mesin untuk mengisi bak penampung air, menunggu ternak yang merumput di kaki gunung Tambora kembali. Jika air tidak tersedia, kesehatan dan keselamatan ribuan ternak terancam.
Menanggapi hal ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, Muhammad Riadi ketika dikonfirmasi via WhatsAppnya, Sabtu (28/12) menyatakan pihaknya mengeluh lantaran anggaran dikelola nya sangat terbatas. "Di Dinas peternakan dan kesehatan hewan Pemprov NTB Anggarannya sangat terbatas, jadi, kita tidak bisa berbuat apa-apa," Meski dirinya mengaku bahwa wilayah itu merupakan salah satu lokasi pelepasan ternak di pulau Sumbawa.
Para peternak yang menggembala di wilayah itu justru kembali mempertanyakan tanggung jawab pemprov NTB dalam mengembangkan sektor peternakan di lokasi tersebut. Tidak hanya saranan dan prasarana, kesehatan ternak di musim penghujan ini, juga rentang terhadap penyakit namun faktanya pihak terkait justru lebih memilih bungkam ketimbang turun ke lokasi. "Musim hujan rawan terhadap penyakit," pungkas salah peternak. (Alon)
Posting Komentar