Capai 100 organisasi yang tergabung dalam gerakan Aliansi Masyarakat Anti Narkoba (Aman). Seruan masa aksi menggema perangi lawan Narkoba, Rabu (8/1/2025) di Depan Kantor DPRD Dompu.
KM Bali 1, Dompu-Ribuan Warga Dompu Gelar Aksi Demonstrasi Perangi lawan Narkoba. Aliansi Masyarakat Anti Narkoba (Aman) mendesak TNI/Polri Membongkar Kartel Narkoba kemudian Tangkap Dalangnya.
Dengan semangat yang menggema di seluruh penjuru kota, ribuan warga Dompu, Nusa Tenggara Barat, bersatu dalam gerakan melawan narkoba. Gerakan yang bertajuk Selamatkan Dompu dari Narkoba, ini tidak hanya menjadi momen bersejarah, tetapi masyarakat memiliki tekad yang kuat untuk melindungi generasi muda dari ancaman narkoba.
Peredaran narkoba di Kabupaten Dompu kian marak. Transaksi barang haram ini pun nampaknya nyasar di mana-mana, bahkan di desa terpencil sekali pun jadi sasaran empung bagi para pengedar. Ironisnya, tidak hanya para pencadu mengkonsumsi narkoba namun nyasar juga ke anak di bawah umur.
Diantara fakta belakangan ini yang terungkap, tiga anak di bawah umur diamankan oleh Kodim 1614/Dompu dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) karena mengonsumsi sabu. Mereka berinisial SN (10 tahun), MM (15 tahun), dan VT (14 tahun). SN diketahui sebagai murid kelas 6 SD di Dompu. Mereka diamankan setelah adanya laporan warga terkait aktivitas penggunaan narkoba yang melibatkan anak usia dini. Ketiganya kemudian dibina di rumah aman Kodim 1614/Dompu dengan materi pembinaan yang disiapkan oleh DP3A.
Dalam aksi itu, Koordinator Aman, Roky menyampaikan lima tuntutan yakni, mendesak pihak eksekutif dan legislatif segera menetapkan status daerah darurat narkoba. Segera membentuk tim terpadu untuk menangani narkoba. Segera mendesak Kapolri dan Kapolda untuk membentuk tim pencari fakta. Segera membawa persoalan narkoba kepada komisi III DPR RI.
Selain tuntutan itu, masa aksi juga mendesak kepada Aparat penegak hukum Mendesak APH Segera Tangkap Bos Kartel Narkoba, bukan hanya sekedar menangkap sejumlah pengedar narkoba skala kecil, sosok pengendali utama yang mengatur jalannya bisnis haram ini justru bebas berkeliaran.
Di sepanjang jalan hingga di Kantor DPRD Dompu, membawa spanduk dan atribut anti-narkoba, masyarakat dari berbagai lapisan, mulai dari pelajar, tokoh agama, Organisasi, LSM hingga komunitas lokal, menyuarakan perlawanan mereka terhadap barang haram ini.
“Kami tidak akan menyerah. Narkoba adalah musuh bersama. Hari ini, Dompu memimpin perubahan,” ujar Koordinator Aksi dalam pidatonya yang disambut sorak sorai warga.
AMAN menuding bahwa perdagangan narkoba di Dompu telah terorganisir dengan rapi, bahkan diduga melibatkan jaringan besar hingga lintas daerah.
Koordinator aksi mengatakan bahwa peredaran narkoba di Dompu semakin mengkhawatirkan. "Kami tidak ingin generasi muda Dompu hancur karena narkoba. Kami mendesak APH agar serius membongkar kartel ini dan menangkap dalangnya," tegas dia.
Ia juga menyoroti lambannya penindakan terhadap para pemain besar di balik peredaran narkoba, meskipun banyak laporan dari masyarakat terkait aktivitas mencurigakan di beberapa wilayah. "Penegakan hukum tidak boleh hanya menyasar pengguna kecil, tetapi juga harus menyentuh aktor utama yang mengendalikan bisnis haram ini," lanjutnya.
Ketua DPRD Dompu, Ir. Mutakun, yang menerima perwakilan masa aksi berjanji akan menindaklanjuti aspirasi tersebut. Sebanyak 30 Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merespon tuntutan tersebut.
"Narkoba adalah musuh bersama, dan kita tidak boleh membiarkan Dompu jatuh ke dalam cengkeraman kartel narkoba," tutupnya. [Alon]
Posting Komentar