Kabag Ekonomi Setda Dompu Soekarno, ST saat menanggapi pertanyaan Wartawan KMBali1.com di areal halaman Gedung Parenta Senin, (24/3/25) Pagi tadi.


Dompu, KMBali1.com – Pasca sidak Bupati Dompu ke sejumlah gudang jagung swasta Pekan lalu, harapan petani untuk mendapatkan harga yang lebih baik masih belum sepenuhnya terpenuhi. Meskipun pemerintah daerah mendorong kemitraan antara gudang dan Perum Bulog, hingga kini belum ada kepastian kapan mekanisme ini akan berjalan efektif.

Kabag Ekonomi Setda Dompu, Soekarno, ST, mengungkapkan bahwa gudang-gudang besar saat ini masih menunggu keputusan final dari Bulog mengenai pola kemitraan. "Kemarin baru mereka diskusikan. Bulog sudah meminta proposal harga dari calon mitra, tetapi masih harus dikirim dan disetujui pusat," jelasnya dalam wawancara Senin (24/3/2025) di halaman Gedung Parenta Jl. Beringin Bada Dompu.

Sementara itu, harga jagung di tingkat gudang saat ini berkisar Rp4.600 hingga Rp4.700 per kilogram, mengikuti permintaan dari pabrik pakan. "Gudang melayani pembeli dari pabrik pakan, dan pabrik meminta harga segitu," tambahnya.

Namun, kondisi ini membuat petani masih dalam ketidakpastian. Kapasitas gudang yang belum kosong menjadi kendala utama dalam percepatan penyerapan. "Gimana kita mau paksa penyerapan kalau silo-silo di Bulog masih penuh?" katanya.

Lebih lanjut, Soekarno menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak memiliki wewenang untuk mengintervensi harga atau memaksa gudang untuk bermitra dengan Bulog. "Kita hanya bisa mendorong. Yang bisa menekan gudang itu Bulog, dan Bulog pun harus melalui pemerintah pusat," ujarnya.

Situasi ini membuat petani harus bersabar menunggu kejelasan harga. Diharapkan ada stabilisasi harga yang lebih menguntungkan bagi mereka. Namun, hingga saat ini, belum ada tenggat waktu pasti kapan kemitraan tersebut akan mulai berdampak nyata di lapangan.[KM02]

Posting Komentar

 
Top