Foto: Massa aksi tengah dialog dengan Kapolres Dompu.

Dompu, kmbali1.com-Pemandangan berbeda tersaji di depan Kantor DPRD Kabupaten Dompu pada Senin (1/9). Ribuan massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Rakyat Dompu (AMRD) yang turun ke jalan justru bukan menciptakan kericuhan, melainkan menuangkan “curhat” rakyat kecil yang selama ini jarang terdengar.

Meski ban bekas sempat dibakar di depan gerbang sebagai simbol perlawanan, suasana aksi tetap berlangsung damai. Tanpa teriakan provokatif, orasi-orasi justru dipenuhi keluh kesah seputar kesulitan hidup masyarakat. 

“Mulai dari kelangkaan gas elpiji, polemik pupuk dan perlindungan petani, stunting, transparansi dana DBCHT, hingga persoalan penggusuran pedagang kaki lima (PKL),” sebut salah satu orator. 

Yang tak kalah menarik, Bupati Dompu Bambang Firdaus bersama 26 anggota DPRD hadir langsung menemui massa. Tidak ada jarak, tidak ada penghalang. Mereka duduk bersama para pendemo, mendengar satu per satu keluhan yang disampaikan.

“Kita tampung semua aspirasi ini. Pemerintah tidak menutup mata, dan kami akan menindaklanjutinya,” ujar Bupati Bambang.

Ketua DPRD Dompu, Ir. Mutakun, menambahkan bahwa seluruh anggota dewan akan menandatangani pernyataan sikap bersama dan meneruskannya ke Presiden RI sebagai bentuk dukungan nyata terhadap suara rakyat Dompu.

Di hadapan massa, Bupati juga menjabarkan langkah-langkah yang tengah disiapkan pemerintah daerah. Mulai dari memastikan stok pupuk lebih dari seribu ton, membentuk Satgas Khusus distribusi pupuk dan elpiji, hingga finalisasi Peraturan Bupati tentang Perlindungan Petani.

Aksi yang dijaga ketat aparat TNI–Polri itu berlangsung hingga sore hari tanpa insiden. Pada akhirnya, massa pun bubar dengan tertib. Tak ada anarkisme, tak ada bentrok. Massa aksi lebih memilih menyampaikan aspirasinya lewat “curhat” ketimbang kerusuhan. (Alon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *