Foto sejumlah Tokoh Masyarakat Kecamatan Kilo, Dompu, Nusa Tenggara Barat.

Dompu, kmbali1.com–Jalan provinsi Malaju–Kilo di Kabupaten Dompu kini kian memprihatinkan. Sejumlah warga menyebutnya sebagai “jalur maut” setelah terjadi kecelakaan beberapa waktu lalu. Jalan sepanjang lebih dari 30 kilometer di lokasi tersebut segera diperbaiki. 

Jalan Malaju–Kilo juga merupakan jalur vital perekonomian masyarakat Dompu bagian timur, sehingga keberadaannya dianggap sangat penting.

Juru Jalan SP Kore–Kilo, Kiwu, dari Balai Pemeliharaan Jalan Provinsi NTB Wilayah Sumbawa Bagian Timur, Jaenal Abadi, saat dikonfirmasi Senin (8/9), menyampaikan bahwa kondisi jalan tersebut masih layak dilalui.

Namun ia mengakui terdapat titik rawan kecelakaan, salah satunya di sekitar tikungan dekat bahu jalan yang berdekatan dengan bangunan mushollah.

Jalan yang sempit, bahu jalan tergerus longsor, hingga lalu lintas padat kendaraan berat membuat masyarakat setiap hari hidup dalam kecemasan.

 “Masih bagus bang jalanya,” pungkasnya

Baca:https://kmbali1.com/jalan-provinsi-malaju-kilo-rawan-kecelakaan-warga-minta-pemprov-ntb-segera-bertindak/

Bagi warga Kecamatan Kilo, jalan ini bukan sekadar penghubung antarwilayah, melainkan akses vital menuju pusat perdagangan. Namun, alih-alih mendapat perhatian serius, jeritan warga selama ini justru menjadi angin lalu.

“Kami sudah terlalu lama menunggu. Jangan sampai suara rakyat hanya diingat saat Pilgub, lalu dilupakan begitu saja,” tegas Usma, tokoh masyarakat Kilo, dengan nada kecewa.

Ia menyinggung bahwa pada Pilgub lalu, pasangan Ikbal–Dinda bahkan meraup hingga 80 persen suara di Kecamatan Kilo, namun janji perbaikan jalan tak kunjung ditepati.

Ironisnya, Balai Pemeliharaan Jalan Provinsi NTB Wilayah Sumbawa Bagian Timur sempat mengklaim ruas Malaju–Kilo masih dalam kondisi baik. Pernyataan itu justru menyulut kemarahan warga.

“Masih bagus katanya, padahal hampir tiap bulan ada korban kecelakaan. Nyawa manusia jangan disepelekan,” tambah Usma dengan nada geram.

Masyarakat menilai ketimpangan pembangunan di NTB semakin kentara. Infrastruktur perkotaan mendapat kue besar pembangunan, sementara daerah pinggiran seperti Kilo justru di anaktirikan. Kondisi ini membuat warga menuntut Gubernur NTB segera turun tangan, bukan sekadar menebar janji politik.

“Rakyat butuh jalan yang aman dan layak, bukan janji manis yang terus diulang,” pungkas Usma.

Senada, mantan aktivis Makassar, Rano Karno S.Pd, turut menyayangkan pernyataan sepihak dari pejabat balai jalan. “Mestinya diukur dulu sebelum bicara. Ruas jalan ini hanya sekitar empat meter, aspalnya miring, dan pinggirannya rusak parah. Itu fakta lapangan, bukan opini,” cetusnya.

Kini, warga Kilo menunggu langkah konkret Gubernur NTB. Sebab bagi mereka, jalan Malaju–Kilo bukan sekadar infrastruktur, melainkan penentu keselamatan jiwa dan keberlangsungan ekonomi masyarakat Dompu bagian timur. (Alon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *