Dompu, kmbali1.com – Puluhan wartawan dari berbagai media di Kabupaten Dompu menyatakan sikap menolak kegiatan semi futsal yang diselenggarakan di Kecamatan Hu’u dan disponsori oleh PT Sumbawa Timur Mining (STM). Kegiatan yang digelar tanpa keterlibatan mayoritas wartawan ini dinilai eksklusif dan tidak transparan.
Penolakan disampaikan oleh banyak insan pers yang merasa terdiskriminasi karena kegiatan tersebut terkesan hanya diatur oleh sekelompok kecil wartawan yang diduga memiliki afiliasi dengan perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah Dompu itu.
Dalam wawancara dengan kmbali1.com 11 Juli, malam ini, Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Dompu Muhammad Tajwed, yang akrab disapa Ovan Bara, menegaskan bahwa acara tersebut tidak mencerminkan keterlibatan komunitas pers secara luas.
“IJTI Dompu bersama puluhan wartawan dari berbagai media menyatakan penolakan terhadap kegiatan itu karena hanya mengakomodir kepentingan sebagian kecil wartawan. Padahal, jumlah wartawan di Dompu ini puluhan, dan mereka tidak dilibatkan sama sekali,” ujar jurnalis TV One ini.
Ovan juga menyarankan bahwa jika PT. STM berniat mengadakan kegiatan bersama wartawan, semestinya pihak perusahaan yang menjadi panitia resmi, bukan menyerahkan sepenuhnya kepada individu atau kelompok yang terkesan eksklusif.
“Kalau STM ingin membangun hubungan baik dengan media, lakukan secara terbuka. Undang semua wartawan, bukan hanya yang terlihat dekat dengan perusahaan,” imbuhnya.
Senada dengan itu, wartawan Metro TV di Kabupaten Dompu, Aminullah turut menegaskan bahwa kegiatan yang rencananya digelar di Hu’u itu tidak bisa disebut mewakili seluruh wartawan Dompu. Menurut mereka, penyelenggaraan acara ini dilakukan secara sepihak tanpa proses komunikasi terbuka.
“Ini bukan sekadar futsal biasa. Kegiatan ini menciptakan kesan bahwa semua wartawan mendukung, padahal kenyataannya tidak.” tegas Aminullah.
Agus Marsudi, pimpinan salah satu media lokal dan Ketua komunitas Wartawan Dompu Bersatu, juga menyayangkan kurangnya koordinasi dan diskriminasi terhadap wartawan lain yang tidak mendapatkan fasilitas transportasi maupun akomodasi.
“Kalau memang ini untuk semua wartawan, maka semua harus diundang, bukan hanya kelompok tertentu. Ini sangat tidak sehat dalam membangun hubungan pers dan perusahaan,” katanya.
Hingga berita ini diterbitkan, wartawan telah berusaha meminta klarifikasi resmi dari pihak PT STM melalui salah satu juru bicara perusahaan, Adam Rahadian, namun belum mendapat tanggapan.
Kmbali1.com juga menghubungi kontak resmi PT. STM untuk menanyakan soal polemik tersebut namun belum juga mendapat respon.
Puluhan wartawan kini mendesak agar STM segera memberikan klarifikasi terbuka. Mereka juga menyerukan agar ke depan, setiap kegiatan yang mencatut nama “wartawan Dompu” wajib melibatkan seluruh unsur media secara adil dan profesional.[KM02]