KM Bali 1, Hu’u – Baru-baru ini, insiden di depan kantor pertambangan PT STM Hu’u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, menjadi topik panas di media sosial. Sebuah video yang diunggah oleh akun Facebook Mata Pena Domsel memperlihatkan suasana tegang warga dengan pihak perusahaan.
Sementara itu, @Erdy Oro Ora menyarankan pendekatan dialogis antara berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, DPRD, aparat keamanan, LSM, dan perwakilan perusahaan. Ia menekankan perlunya kesepakatan yang jelas antara masyarakat dan perusahaan mengenai hak dan kewajiban masing-masing, serta penegakan sanksi bagi pihak yang melanggar.
“Untuk menghindari Hal semacam itu,Mari,ajak duduk Bersama, Bupati Dompu,DPRD, ABRI, kepolisian,LSM,kepala Desa, perwakilan pemuda,petinggi tambang di situ,minimal Manager,apalagi diatas manager,minimal bisa,mengeluarkan kebijakan,,,Buat perjanjian,dan sanksi bila melanggar…Apa yg masyarakat mau,dan apa yg perusahaan mau,,” sarannya.
@Ramal Selian juga mengajak masyarakat untuk tetap bersatu dalam memperjuangkan hak-hak mereka. “Tetap kompak perjuangkan hak kita, orang pribumi diutamakan, tetap kompak jangan berbuat dan berjuang sendiri, rapatkan barisan,” ujarnya.
Konflik ini mencerminkan ketegangan yang kerap terjadi di PT. STM. Mencuatnya konflik belakangan ini disinyalir minimnya transparansi dalam pengelolaannya. Ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan perusahaan tambang sering kali menjadi pemicu konflik, terutama jika tidak ada komunikasi yang baik antara perusahaan dan masyarakat lokal.
Awak media kmbali1.com masih berupaya untuk melakukan konfirmasi dengan pihak PT. STM hingga berita ini dirilis. (Alon)